Menjadi
guru?pilihan dan panggilan hati. Memahami dan mempelajari dunia anak itu memang
sangat menyenangkan dan tantangan yang tidak dapat dipungkiri semua orang. Kecintaan
kepada peserta didik kadang membuat kita ingin selalu memperhatikan tingkah
laku mereka sehari-sehari. Dunia anak memang lucu dan penuh misteri, itu yang
membuat saya ingin mempelajari dan memahami karakter mereka yang unik. Unik
karena hampir setiap anak mempunyai sifat dan karakter yang berbeda.
Banyak buku yang ditulis tentang
dunia anak, browsing di mbah goggle mengenai perkembangan anak di berbagai
tahap perkembangan, sangat menarik. Saya bukan seorang psikolog anak, tetapi
tertarik berbicara dunia anak. Perkembangan dari nol tahun sampai usia sebelum
menikah, anak mengalami banyak perubahan dan proses yang membutuhkan pengamatan
dan penelitian dari seorang Psikolog. Di sini saya tidak akan berbicara
mengenai ilmu psikolog anak yang muluk-muluk(berlebihan), tetapi murni sebagai
seorang pemerhati anak dan concern terhadap
perkembangan anak.
Seorang guru tidak hanya mengajar
dan mentransfer ilmu saja, bagi saya
seorang guru itu wajib dan harus memahami sekali karakter setiap peserta didik
dimana guru selalu berhadapan dan berinteraksi setiap hari di sekolah.
Bagaimana seorang guru dapat mengajar atau mendidik tanpa paham siapa yang kita
ajar atau didik setiap hari. Kalau kita tidak mulai dari sekarang, guru akan
kesulitan melakukan aktifitas di sekolah terutama di kelas masing-masing.
Anak-anak akan melakukan berbagai aktifitas dengan beragam cara belajar mereka.
Sebelum mengajar sebaiknya guru menyadari bahwa mereka akan masuk ke dunia anak
yang masih begitu suci, luas dan otak mereka yang masih banyak ruang kosong
yang nantinya guru salah satu yang akan mengisi ruang yang kosong itu dengan
berbagai hal yang baru. Untuk membawa dunia kita ke dunia mereka pun tidak
mudah. Karena dunia orang dewasa sangat rumit dan aneh bagi mereka, jadi
kitalah yang harus perlahan mengenalkan dunia kita ke dunia mereka dengan cara
yang mudah diterima anak tanpa paksaan.
Setiap anak berbeda dan unik. Ada
yang sulit, ada pula yang mudah beradaptasi. Masing- masing memiliki kelebihan
dan kekurangan. Ada tiga tipe anak, yaitu Anak yang mudah, anak yang perlu
pemanasan, dan anak yang sulit.
- Anak yang Mudah
Anak-anak golongan ini biasanya
penampilannya penuh keberanian dan terbuka. Tampil dan berbicara apa adanya.
Mudah bergaul dengan orang-orang yang baru dikenalnya, lincah, serta banyak
bicara.Mereka sama sekali tidak canggung berada di lingkungan yang baru. Bahkan
beberapa dari anak-anak ini tergolong
sangat aktif. Kebanyakan orang merasa kagum bila ada orangtua yang memiliki
anak type ini. Ada segudang teman-temannya yang biasa ia datangi rumahnya satu
persatu setiap hari. Ia pulang hanya untuk makan dan tidur saja. Hanya sesekali
ia mengajak teman-temannya bermain di rumah.
Tetapi ada kelemahan pula pada anak-anak
golongan ini. Karena saking mudahnya beradaptasi, jadi terlalu sering berpindah
tangan pengasuh. Ini buruk akibatnya bagi dirinya sendiri. Seminggu tinggal
bersama nenek, baru pulang sebentar dijemput tantenya untuk dibawa selama 7
hari pula.
Setiap orang tak pernah punya pola asuh
yang sama. Batasan larangan, cara memerintah, cara membujuk hingga nilai-nilai
yang disampaikan dari ibu, tante, dan nenek tidak akan pernah sama.
Bahkan
ada kalanya bertolak belakang. Semua itu hanya akan membuat anak bingung hingga
pada akhirnya mereka jadi sulit diberi pengertian.
Selain itu, karena sifat anak-anak ini yang suka mencoba hal yang baru, orangtua harus waspada terhadap barang-barang yang berbahaya.
2. Anak yang Perlu Pemanasan
Tidak terlalu berani, tidak pula penakut.
Yang jelas ia perlu waktu untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan baru.
Setelah tenggang waktu tersebut, mereka telah memperoleh kepercayaan dirinya
kembali. Ia juga bisa menjadi begitu berani seperti teman-temannya yang
“mudah”.
Dengan orang yang belum dikenal mereka
hanya diam walaupun bukan berarti penakut. Tetapi setelah kenal mereka bisa
saja segera akrab. Anak-anak ini perlu dorongan semangat dari orangtuanya.
Mereka perlu diberi motivasi terlebih dahulu.
Tindakan orangtua yang terlalu memaksa
bukan pemecahan masalah yang baik. Sering orangtua ingin anaknya menjadi
pemberani seperti anak-anak “mudah”. Biasanya ketika anaknya masih menunjukkan
gelagat ragu-ragu atau takut, mereka menjadi gusar. Lantas keluarlah dari
mulutnya omelan, sindiran, atau bahkan ancaman. Lebih parah lagi bila
memaksakan anak yang sedang dalam proses penyesuaian untuk segera melakukan yang
diminta orangtua.
Waktu pemanasan yang dibutuhkan oleh anak
untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan baru bisa dipersingkat dengan
latihan-latihan. Sebelum anak dilatih dengan membawanya ke tempat-tempat baru
baginya, lebih baik bila diberi pengertian dan motivasi terlebih dahulu. Ini
agar anak tidak terlalu terkejut dan sudah sedikit mengenal linkungan baru
lewat cerita ibunya.
Cara lain adalah dengan meningkatkan keberanian secara umum. Misalkan dengan jenis permainan tertentu yang memacu tumbuhnya keberaniannya. Juga memperluas sosialisasi dan proses pergaulannya dengan teman-teman sebayanya.
3. Anak yang Sulit
Anak ini sering makan hati orangtua.
Membuat gemas, jengkel, sekaligus malu. Bayangkan, kemanapun orangtua pergi, ia
membuntut, baju ibu tak pernah lepas dari pegangan tangannya. Bila ada orang
menyapa, ia justru menelusupkan wajah di sela-sela baju ibu, seakan-akan hendak
masuk ke dalamnya.
Satu-satunya yang bisa dilakukan orangtua
terhadap anak ini adalah bersabar menunggu waktu.
Hanya
waktu yang bisa menyelesaikannya.tak ada gunanya capai-capai mendamprat,
mengomel, atau ngotot memaksanya untuk berani. Percuma bikinsakit hati saja.
Bahkan omelan, ejekan, dan hinaan, dalam banyak kasus hanya akan menghilangkan
rasa percaya diri anak.
Banyak orangtua yang ingin menunjukkan
kemampuan anak-anaknyadi depan orang lain, menjadi gregetan gara-gara si anak
tiba-tiba diam seribu bahasa, pemalu, dan nampak bingung saat ditanya
macam-macam. Padahal semua pertanyaan
dapat dijawabdengan lancar di rumah.
Sebenarnya anak-anak ini memang sudah tahu
jawaban-jawaban dari aneka pertanyaan yang didengarnya. Tetapi mereka sedang
malas menjawab, lantaran tak menyukai suasana yang seakan menilai dan menguji
kepandaiannya. Yang sewot tentu saja orangtuanya karena merekalah yang
sebenarnya ingin anaknya dipuji orang.
Penyebab utama perilaku yang “sulit” ini
bisa karena faktor kurangnya keberanian, kurangnya latihan bersosialisasi
dengan lingkungan, bisa juga faktor keturunan. Cara mengurangi rasa kekuatiran yang
berlebihan terhadap lingkungan baru adalah dengan pembiasaan, pemberian
pengertian, dan motivasi di samping meningkatkan keberanian secara umum.
Dari setumpuk kejengkelan yang harus
dipendam orangtua menghadapi perilaku anaknya yang “sulit” ini, masih ada juga
kelebihan yang mereka miliki. Sifat sulit beradaptasi dengan situasi yang baru
membuat anak kerasan berada di rumah.
Hubungan batin dengan ibu biasanya sangat
erat, sehingga lebih mudah bagi orangtua mengarahkannya. Juga si anak tumbuh
menjadi lebih sabar dan telaten, tidak terlalu lincah. Mudah diarahkan ke
segi-segi kognisi, tetapi perkembangan keberaniannya bisa terhambat bila tidak
segera ditangani perilakunya yang ketakutan secara berlebihan terhadap
lingkungan baru.
Pentingnya mengetahui tipe anak agar sebagai orangtua/guru tidak salah mengatasi permasalahan anak di rumah maupun di sekolah. Mungkin kita akan lebih bijak, terarah, karena mempunyai sedikit ilmu tentang tipe-tipe anak. Meskipun dalam menyelesaikan masalah akan mengalami proses panjang dan rumit dalam aplikasinya di lapangan. Kesimpulan yang dapat ditulis dalam tabel di bawah ini :
TIPE MUDAH
Kelebihan | Kekurangan |
mudah bergaul | relatif sulit dikendalikan |
berani | butuh pengamanan lebih karena menyukai tantangan berisiko |
menyenangkan | |
lincah | |
suka tantangan | |
TIPE PERLU PEMANASAN
Kelebihan
|
Kekurangan
|
berhati-hati terhadap lingkungan baru | perlu sedikit waktu untuk beradaptasi |
| perlu dorongan awal untuk mencoba sesuatu yang baru atau menghadapi tantangan |
TIPE SULIT
Kelebihan
|
Kekurangan
|
mudah diatur dan dikendalikan, karena sangat tergantung pada orangtua | terlalu tergantung pada orangtua/pengasuh |
| sulit beradaptasi |
| cenderung pemalu dan penakut |